Candi Jiwa, Wisata Sejarah Karawang Yang Sejuk Memiliki Nilai Sejarah

0 Comments

Karawang merupakan sebuah kabupaten yang berada di wilayah Jawa Barat, yang disebut sebagai daerah lumbung padi karena masih banyaknya area pesawahan yang ada di Kabupaten Karawang. Nah disekitaran daerah karawang, terdapat destinasi yang cukup menarik untuk dikunjungi bersama si buah hati sekaligus menambah wawasan. Salah satunya adalah Candi Jiwa.

Candi Jiwa merupakan tempat wisata sejarah yang berada di komplek Percandian Batujaya, dimana kamu akan menyaksikan beberapa situs dalam satu tempat. Luas keseluruhan Komplek Percandian Batujaya sekitar 337 hektar, yang terletak diantara dua Desa dan Kecamatan, yakni Desa Segaran Kecamatan Batujaya dan Desa Telagajaya Kecamatan Pakisjaya.

Ciri khas dari Candi Jiwa ini ialah yang dimana bangunan candinya terbuat dari batu bata merah, bukan batuan andesit yang biasanya digunakan. Selain menikmati arsitektur peninggalan sejarah, kamu juga dapat menyaksikan alam di sekitarnya yang indah dan sangat alami.

Lokasi ini merupakan tempat yang cocok untuk mengajak anak-anak mengetahui sejarah peradaban Indonesia pada zaman dahulu. Berikut ulasan Candi Jiwa sebagai referensi awal wisata sejarah untuk dikunjungi akhir pekan ini atau saat liburan nanti.

Sejarah Candi Jiwa

Kawasan percandian ini mulai ditemukan oleh tim arkeolog dari UI pada tahun 1984, kemudian pada tahun berikutnya mulailah diteliti secara intensif dengan cara Ekskavasi yakni proses penggalian arkeologi.

Hasilnya mengatakan bahwa terdapat 40an candi yang ada di kawasan ini, namun belum semuanya digali dengan sempurna. Hanya Candi Jiwa atau Segaran I dan Candi Blandongan atau Segaran V yang sudah sempurna.

Candi Jiwa merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara, dan termasuk candi Buddha karena dibuktikan dengan temuan prasasti yang ada berisikan ajaran Buddha. Berdasarkan teori arsitektur, bangunan Candi Jiwa serta candi-candi yang ada di Komplek Percandian Batujaya ini termasuk candi muda karena menggunakan bata merah, karena candi tua dibangun biasanya menggunakan batu.

Hal tersebut kemudian dibantahkan dengan kehadiran Candi Jiwa dan candi lainnya yang ada di Batujaya ini. Karena ternyata candi-candi yang ada disini dibangun pada masa akhir zaman Hindu-Buddha, yakni sekitar abad ke 5-6 M. Dan dibangun pada masa kerajaan Tarumanegara.

Keunikan dari Candi Jiwa

Candi Jiwa Karawang memiliki daya tarik tersendiri yang dapat memancing orang untuk mengunjunginya, diantaranya yakni :

1. Komplek Percandian Batujaya

Di area Komplek Percandian Batujaya ini terdapat beberapa Candi, masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama Unur. Berikut beberapa candi yang ada disini :

– Candi Segaran V atau Candi Blandongan, memiliki bentuk segiempat dengan mempunyai tangga di setiap sisinya. Dimana susunan bangunannya sama seperti candi-candi pada umumnya, yakni terdiri dari pelipit setengah lingkaran, pelipit rata, serta pelipit bergerigi.

– Situs Segaran II atau Unur Lempeng, merupakan kuburan pada zaman prasejarah, juga terdapat sebuah bangunan yang digunakan oleh para pendeta untuk mengelola komplek percandiaan ini.

– Situs Telagajaya I atau Unur Serut yang merupakan sebuah museum yang menyimpan barang-barang zaman dulu hasil dari penggalian di sekitar kawasan ini.

2. Candi Jiwa

Candi Jiwa berbentuk segi empat, dan tidak memiliki tangga seperti halnya candi-candi biasanya, dengan memiliki ukuran sekitar 19×19 meter dan tinggi sekitar 4,7 meter. Hal unik lain dari arsitektur Candi Jiwa ini yakni memiliki ukiran atau bentuk yang menyerupai bunga teratai, dan di bagian tengahnya terdapat sebuah lingkaran yang diduga sebagai tempat berdirinya patung Buddha.

3. Mitos Candi Jiwa Karawang

Pada zaman dahulu ketika Candi Jiwa masih tertutupi oleh gundukan tanah, setiap kali hewan ternak yang melintasi gundukan tanah tersebut selalu mati tiba-tiba. Kejadian tersebut tidak hanya berlangsung satu kali saja namun berkali-kali, berdasarkan hal tersebut masyarakat sekitar menganggap tempat itu memiliki “jiwa”.

Adapula yang mengatakan bahwa kata Jiwa berasal dari kata “Syiwa” yang merupakan salah satu Dewa Agama Hindu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts