Mengenalkan Berbagai Hewan dari Zaman Prasejarah
Liburan tidak harus berada di kawasan alam atau menikmati wahana waterpark yang menyediakan keseruan. Mengunjungi museum bisa menjadi alternatif untuk buah hati yang masih dalam taraf belajar. Museum adalah kawasan yang mempunyai sejarah panjang dan semua yang dibutuhkan untuk memahami masa lalu.
Di Bogor, ada sebuah kawasan yang patut dikunjungi oleh sobat. Dimana tempat ini menghadirkan kawasan museum tentang hewan-hewan. Belajar mengenai berbagai macam jenis hewan memang menyenangkan. Baiklah, mari kita masuk ke Museum Zoologi yang berada di kawasan Bogor, Jawa Barat.
Tentang Museum Zoologi
Museum ini masih berada di kawasan Kebun Raya Bogor. Tempat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang menyukai hewan, lantaran di sini sobat bisa mempelajari semua tentang fauna. Ada hewan-hewan langka yang menarik untuk disimak, ada pula beberapa hewan umum yang diawetkan seperti burung, kepiting, serangga dan ikan.
Kapan sih museum zoology diidirikan? Museum ini didirikan pada tahun 1894. Penggagas dari kawasan ini adalah J.C. Koningsbeger. Beliau adalah ahli botani yang berasal dari Jerman. Beliau juga merupakan tokoh perintis pengembangan Kebun Raya Bogor. Lewat jasa ahli botani ini, Museum Zoology mempunyai beberapa koleksi seperti kepiting yang berukuran besar. J.C. Koningsberger juga mengumpulkan berbagai macam jenis hewan dari Indonesia dan beberapa dari berbagai belahan dunia.
Saat ini, koleksi dari objek wisata di bogor kurang lebih 20 ribu jenis fauna seperti moluska, krustasea, serta beberapa hewan antropoda. Ada pula jenis reptile serta mamalia. Semua terangkum lengkap di kawasan ini.
Luas bangunan ini kurang lebih seribu meter. Terdapat kurang lebih 7 ruang pamer yang bisa dinikmati. Hanya saja tempat ini tidak terlalu ramah bagi mata karena penerangannya yang terkesan redup sehingga hewan-hewan yang dilihat kurang begitu jelas.
Paus Biru
Sejak zaman dahulu, paus biru menjadi salah satu hewan yang mengesankan. Banyak yang ingin mengabadikan momen bersama dengan mamalia terbesar di dunia ini. Hewan ini menjadi ikon yang selalu banyak dikunjungi wisatawan, bahkan mereka rela antri untuk melihat bagaimana bentuk dari hewan ini.
Walaupun hanya bisa menikmati tulang belulangnya saja, tulang ini membutuhkan tempat yang sangat luas. Membutuhkan mampir satu ruangan untuk menampung mamalia ini. Tak heran bila tulang belulang ini dijadikan sebagai tempat untuk selfie dan wefie.
Perlu diketahui bahwa paus biru ini ditemukan di daerah Pameungpeuk, Garut pada tahun 1961. Paus ini terdampar dan mati. Tubuhnya kemudian dibawa ke bogor untuk diawetkan dan kini bisa dinikmati oleh sobat. Untuk membawa bagian tubuh hewan ini dari Garut ke Bogor membutuhkan waktu lebih kurang 2 bulan.
Panjang paus yang bisa disaksikan ini adalah 27 meter, dengan berat mencapai 116 ton. Bisa dibayangkan bukan besarnya hewan yang satu ini dan betapa susahnya membawa nya, jadi tidak heran bila membutuhkan waktu yang cukup lama. Yang lebih menakjubkan adalah berat kerangka dan tulangnya yang mencapai 64 ton.
Lalu bagaimana cara mereka membawa hewan ini? Dengan berat yang fantastis, pasti membutuhkan beberapa orang dan beberapa alat untuk mengangkatnya. Sebuah perjuangan yang begitu berat untuk mengangkut dan memindahkan mamalia ini. Mari berikan tepuk tangan yang meriah bagi para pejuang museum ini dahulu.
Badak
Mari kita tinggalkan paus biru nan menawan ini, saatnya beralih ke badak yang ada berasal dari Tasikmalaya. Baru tahu bukan bila di Tasikmalaya ada badak yang cukup ternama dan beratnya juga begitu fantastis, kurang lebih 2 ton.
Sayangnya, badak ini adalah badak terakhir yang pernah ada di Tasikmalaya. Tepatnya berada di Priangan. Badak ini ditinggal oleh betinanya pada tahun 1914. Kematian badak ini akibat dibunuh oleh pemburu gelap yang tidak bertanggung jawab yang mengincar culanya. Hewan ini menjadi koleksi Muzeum zoology pada tahun 1934.
Aneka Ragam Ikan
Bukan Indonesia namanya jika tidak ada ikan-ikan yang mengisi beberapa diorama di kawasan ini. Ikan-ikan yang dikoleksi museum ini ada banyak dan beragam. Menariknya ikan-ikan ini adalah ikan asli yang diawetkan dan bukan replika.
Salah satu ikon yang bisa dilihat di diorama ikan adalah ikan Janglius. Ukuran ikan ini sangat panjang dengan moncong hidungnya yang berbentuk seperti pedang. Hewan ini ditemukan pada tahun 1933 di Teluk Jakarta.
Ada pula ikan gergaji yang panjangnya kurang lebih 5 meter. Ikan ini sudah mulai menghiasi museum pada tahun 1924. Jika ingin menemukan spesies ikan ini, sobat harus masuk ke dalam ruang koleksi binatang air lebih dalam.